Fakultas Teknologi Informasi menyelenggarakan seminar yang bertema “THE GROWTH OF INTERNET COMPANIES & STARTUPS IN INDONESIA” bersama dengan Tokopedia. Para pembaca tentunya sudah tidak asing dengan yang namanya Tokopedia. Tokopedia adalah salah satu perusahaan marketplace terbesar di Indonesia. Berkat konstribusinya terhadap perkembangan bisnis online di Indonesia, Tokopedia berhasil meraih penghargaan “Marketers of the Year 2014” untuk sector E-Commerce.

Dalam seminar yang berlangsung pada 15 April 2016 tersebut. Tokopedia secara eksklusif mendatangkan seorang pembicara yang bernama Bapak Leontinus Alpha Edison. Para pembaca mungkin belum mengenal siapa sosok pria satu ini. Untuk itu mari kita berkenalan langsung dengan beliau, berikut ini adalah profile dari Bapak Leontinus Alpha Edison.

 

 bostokopedia Nama Lengkap: Leontinus Alpha Edison
Usia: 35 tahun
Asal: Pontianak
Jabatan: Co-Founder & COO of Tokopedia
Pendidikan: SD Suster
SMP Suster
SMA Santo Paulus
Perguruan Tinggi

Atma Jaya Jogyakarta 1999 – 2003

 

Kami harap dengan adanya profil beliau di atas para pembaca dapat lebih mengenal Bapak Leontinus Alpha Edison. Beliau datang tidak hanya memberikan seminar mengenai E-Commerce untuk mahasiswa Maranatha tetapi juga untuk mempromosikan bisninya tersebut dikalangan mahasiswa. Untungnya pada kesempatan ini pria yang kerap disapa Leon itu dengan bermurah hati  mau membagikan pengalamannya kepada kita.

Kisah perkembangan Tokopedia bermula dari dua orang programmer muda yang mencoba untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap jual beli online. Dua orang programmer tersebut adalah William Tanuwijaya seorang Design Grafis Programmer dan Leontinus Alpha Edison seorang Back-End Programmer. Dengan berbekal pengetahuan tentang Apache, Perl dan Oracle mereka berusaha menciptakan suatu E-Commerce yang dapat dipercaya oleh masyarakat dan membantu tumbuh kembanya jual beli online di Indonesia.

Namun, perjalanan dalam mengembangkan Tokopedia tidaklah semudah itu. Banyak berbagai macam kendala yang dihadapi oleh beliau dan rekannya. Salah satunya adalah halaman web yang berjalan lambat. Setelah diamat ternyata hal tersebut disebabkan karena tidak adanya storage, gambar diupload pada mesin yang sama dengan sistem, halaman web dan konten statis disediakan oleh satu Apache, dan tidak menggunakan CDN. Bahkan pria berusia 35 tahun dan rekannya itu pun tidak tahu dengan apa yang dimaksud dengan CDN. Pada saat menemukan kendala tersebut beliau dan rekannya tidak lantas putus semangat dalam mengembangkan usahanya, dengan semangat dan kerja keras, mereka pun mencoba untuk menemukan solusinya. Yaitu dengan menggunakan storage untuk memisahkan antara gambar yang diupload dengan system web, menambah satu server apache static untuk membaca gambar dalam database dan membuat CDN sendiri karena pada saat itu harga sebuah CDN sangat mahal.

 

“Whether you think you can, or you think you can’t, you’re right” – Henry Ford

 

Kendala yang dihadapi beliau dan rekannya tidak lantas berkhir pada saat itu juga, karena ternyata walaupun sudah mencoba solusi tersebut, halaman web masih berjalan lambat. Beberapa hal yang menjadi permasalahan selanjutnya adalah Databse Oracle Express Edition yang telah mencapai batasnya, tidak adanya partisi dan replikasi, indexing yang buruk, pemrosesan read/write dan query pada master database yang sama. Kedua pendiri Tokopedia itu pada akhirnya memutuskan memakai PostgreySQL  Database yang dinilai lebih memiliki banyak fitur dan cepat dalam pemrosesan read / write data.

 

“Don’t think someone else will join and take care of this” – Mike Krieger of Instagram

 

Mati satu tumbuh seribu, mungkin inilah peribahasa yang tepat  untuk mengungkapkan permasalahan yang tiada henti bermunculan pada E-Commerce yang launching pada tanggal 17 Agustus 2009 tersebut. Setelah penggantian dataset ini Tokopedia kembali meghadapi kelambatan yang datang dari fitur search pada saat melakukan proses pencarian produk. Hal ini disebabkan karena banyaknya produk baru setiap detik dan halaman web harus memperlihatkan hasil secara real time. Tentunya hal ini membuat beban yang ditanggung PostgreSQL menjadi sangat banyak. Untuk mengatasi masalah ini, beliau dan rekannya mencoba memakai salah satu enterprise search platform yang bersifat open source dari Apache yang bernama Solr.

Ternyata penerapan Apache Solr ini tidak sesuai harapan yang disebabkan oleh beberapa hal seperti penggunaan Apache yang membutuhkan banyak source dan koding yang mempunyai banyak kebocoran memori. Hal ini memaksa beliau dan rekannya untuk kembali memutar otak untuk mengatasi masalah kelambatan. Kerja keras dua kawan sejoli ini tidak lantas terbuang percuma karena pada akhirnya mereka menemukan beberapa solusi baru. Dengan menggunakan NginX, kecepatan halaman web dapat ditingkatkan karena NginX sangat ringan dan cepat, tidak hanya itu, NginX juga dapat berperan sebagai penyeimbang beban pada server. Berkat penemuan ini, pada tahun 2012 digunakanlah Web Server NginX. Dengan pemakaian Web Server NginX pada akhirnya masalah kelambatan halaman web Tokopedia dapat teratasi.

Sebenarnya masih banyak lagi kendala yang dialami oleh beliau dan rekannya dalam mengembangkan marketplace yang identik dengan warna hijau tersebut. Tetapi karena kebatasan waktu tidak semua permasalahan dapat diceritakan oleh beliau. Last but not least, beliau juga mempunyai beberapa pesan untuk para mahasiswa yang hendak merintis usahanya dari awal seperti dirinya. Berikut adalah beberapa pesan tersebut:

  1. Dalam membuat suatu produk hendak lah kita berpikir kreatif, buatlah sesuatu yang lain daripada yang lain, jangan hanya ikut-ikutan orang lain saja. Berorientasilah pada pemecahan suatu masalah dalam masyarakat, jangan hanya mengejar keuntungan semata.
  2. Dalam berusaha kita harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, kita harus menjadi orang yang fleksibel, janganlah berbesar kepala. Karena pada dasarnya kita tidak akan bisa memulai usaha apapun apabila kita tidak bekerja sama dengan orang lain secara baik-baik.

Demikian pembahasan kami mengenai seminar “THE GROWTH OF INTERNET COMPANIES & STARTUPS IN INDONESIA” bersama dengan Tokopedia. Semoga pembahasan ini dapat bermanfaat bagi kehidupan para pembaca, baik sekarang maupun yang akan datang. Terima Kasih atas perhatianya. Jumpa lagi di pembahasan berikutnya. Salam Hangat Martin-Willy.