Pemecahan masalah (problem solving) merupakan kemampuan yang diperlukan baik untuk belajar, maupun dalam bekerja. Apalagi dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, komputer semakin diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, bermasyarakat dan berprofesi. Oleh sebab itu computational thinking perlu diperkenalkan sedini mungkin. Selain diplot dalam kurikulum, diperlukan cara lain untuk memperkenalkan dan juga membuat siswa tertarik, misalnya melalui “lomba”, “challenge”, atau “olimpiade”. Di tingkat internasional, lomba yang berkaitan dengan kemampuan computational thinking adalah IOI (International Olympiad in Informatics) dan Bebras Challenge (Tantangan Bebras).

Berdasarkan informasi dari World Economic Forum, tiga skill utama yang diperlukan di dunia kerja pada tahun 2025 adalah complex problem solving, critical thinking, dan creativity. Mengacu ke hasil PISA test (math, science, reading-https://www.oecd.org/pisa/) anak Indonesia yang rendah, Ibu Dr. Inggriani Liem sebagai Ketua NBO Bebras Indonesia sangat ingin memajukan kemampuan berpikir komputasional dan kemampuan “problem solving” putra putri Indonesia mulai tingkat dini karena kemampuan itu akan membekali siswa dengan kemampuan yang diperlukan untuk survive dalam dunia digital saat ini serta mendukung tim untuk melatih anak-anak TOKI di tingkat nasional. Bebras community setiap tahun menyelenggarakan Bebras Challenge, lomba Computational Thinking yang dibuka online dan diadakan oleh  52 negara, untuk anak mulai SD, SMP  sampai dengan SMA (bebras.org).

Pada era pandemi saat ini, hampir semua aspek kehidupan sehari-hari diselesaikan dengan bantuan komputer. Oleh sebab itu, computational thinking menjadi salah satu elemen problem solving yang perlu diasah, salah satunya melalui soal-soal Bebras dalam Tantangan Bebras.

Pada tahun 2016, Indonesia bergabung dalam komunitas Bebras, dengan menyambut undangan Prof Valentina Dagiene, dengan menghadiri workshop international Bebras di Bodrum, Turki pada bulan Mei 2016 yang diwakili oleh Ibu Dr. Inggriani Liem. Status Indonesia saat itu adalah : Observer. Pada tahun 2016, Indonesia pertama kali berpartisipasi dalam kompetisi Bebras sebagai observer. Ada sebanyak 1553 orang siswa di seluruh Indonesia yang berpartisipasi.

Tahun 2017, dalam pertemuan di kegiatan workshop Bebras internasional ke-24 di Brescia, Italia, yang diwakili oleh Ibu Dr. Inggriani Liem dari Indonesia, Indonesia diterima sebagai NBO (National Board Organization) Bebras, karena sudah berpartisipasi pada tahun sebelumnya secara penuh. Website Bebras Indonesia saat ini dapat diakses pada link  bebras.or.id.

Tantangan Bebras 2021 untuk siswa SD/SMP/SMA di Indonesia   digelar pada 9 sampai dengan 13 November 2021 secara daring penuh (full online), karena kondisi pandemi Covid-19. Jadi peserta Tantangan Bebras 2021 boleh melaksanakan di sekolah atau di rumah masing-masing.

Yang dilombakan dalam Tantangan Bebras adalah sekumpulan soal yang disebut Bebras Task. Bebras Task disajikan dalam bentuk uraian persoalan yang dilengkapi dengan gambar yang menarik, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami soal. Soal-soal tersebut dapat dijawab tanpa perlu belajar informatika terlebih dahulu, tapi soal tersebut sebetulnya terkait pada konsep tertentu dalam informatika dan computational thinking.

Bebras Task diberikan berdasarkan kelompok umur siswa, terdapat beberapa kelompok umur. Untuk tahun 2021, Tantangan Bebras Indonesia 2021 diadakan untuk tiga kategori :

 1. Siaga, untuk siswa SD, terdiri dari SiKecil (kelas 1 sd 3) dan Siaga (kelas 4 sd 6)

2. Penggalang, untuk siswa SMP

3. Penegak, untuk siswa SMA

Biro Bebras Universitas Kristen Maranatha yang diwakili oleh Fakultas Teknologi Informasi  sudah menjadi mitra Bebras Indonesia (bebras.or.id) dalam pelaksanaan Tantangan Bebras sejak tahun 2016 sampai dengan saat ini. Dari seluruh Indonesia, peserta Tantangan Bebras 2021 ada sekitar 36.000 siswa. Peserta dalam lingkup Biro Bebras Universitas Kristen Maranatha yang mengikuti Tantangan Bebras 2021 ada 1901 orang siswa, dari SD sampai dengan SMA.

Pengumuman pemenang Tantangan Bebras 2021 di Biro Bebras Universitas Kristen Maranatha dapat dilihat pada link berikut ini. Khusus untuk pemenang tingkat SMA, akan mendapatkan voucher beasiswa apabila siswa pemenang mendaftar ke program studi di bawah naungan Fakultas Teknologi Informasi.

 

Jayden – SiKecil – SD Kuntum Cemerlang

 

Helena – Siaga – SDK BPK Penabur Tasikmalaya

Deitra – Siaga – SDK BPK Penabur Paskal

 

Gerald Aurelius P. – Penggalang – SMPK1 BPK Penabur Bandung

 

SMA Santa Maria 1 Bandung – Penegak