Daftar 15 Profesi yang Terancam Punah

 

Hallo sahabat ITMaranatha! Saat ini banyak sekali teknologi-teknologi baru bermunculan. Bahkan berdasarkan laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) berjudul Future of Work, beberapa tahun lagi revolusi teknologi diramal makin massif yang didorong oleh kecerdasan buatan dan otomasi. Catatan lembaga itu pada 2023 hingga 2027 sekitar 83 juta lapangan kerja berisiko hilang.

WEF merilis 15 daftar pekerjaan yang akan hilang dalam rentang 2023-2027. Berikut daftarnya:

-Teller bank
-Petugas pos
-Kasir dan loket
-Data entry
-Sekretaris dan administrasi
-Staf pencatat stok (stock-keeping)
-Staf akuntansi, pembukuan, dan payroll
-Legislator dan pejabat pemerintahan
-Staf statistik, asuransi, dan keuangan
-Sales door-to-door, pedagang kaki lima, dan penjual koran
-Satpam
-Manajer kredit dan pinjaman
-Penyelidik dan pemeriksa klaim
-Penguji software
-Relationship manager

Namun jangan khawatir, dikarenakan hadirnya teknologi ini ternyata melahirkan peluang baru di berbagai bidang di antaranya adalah:

-Spesialis kecerdasan buatan (AI) dan machine learning
-Spesialis keberlanjutan (sustainability)
-Analis business intelligence
-Analis keamanan sistem informasi
-Insinyur di bidang fintech
-Analis data dan data science
-Insinyur di bidang robot
-Spesialis big data
-Operator peralatan pertanian
-Spesialis transformasi digital
-Pengembang blockchain
-Spesialis ecommerce
-Spesialis strategi dan pemasaran digital
-Insinyur data (data engineer)
-Desainer komersial dan industrial

 

Sumber: CNCB Indonesia

Workshop “Computational Thinking in Bebras Challenge” dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2023 Pukul 15.00 – 17.00 WIB dengan peserta guru-guru jenjang SD, SMP dan SMA d. Acara dilaksanakan secara hybrid di Lab Multimedia Fakultas Teknologi Informasi yang berada di GWM Lantai 8. Acara ini dihadiri 49 orang guru dari berbagai macam sekolah. Tantangan Bebras atau Bebras Computational Thinking Challenge adalah sebuah ajang yang dilaksanakan setahun sekali sesuai jadwal pekan bebras (Bebras Week), di seluruh dunia oleh anggota komunitas Bebras Internasional di negara masing-masing. Tantangan Bebras Indonesia adalah ajang kesempatan bagi siswa Indonesia untuk menunjukkan kemampuan Computational Thinking secara sukarela, mandiri, dengan cara yang menyenangkan, penuh kejujuran dan kegembiraan bersama siswa lain di seluruh dunia.

Acara workshop ini diawali dengan pretest soal Bebras Challenge yang dipandu oleh Oscar Karnalim, Ph. D dan dilakukan pembahasan oleh Robby Tan, S.T., M.Kom. Terdapat tiga guru dengan skor yang tertinggi dan mendapatkan hadiah dari panitia.

Kegiatan selanjutnya yaitu pemaparan “Computational Thinking dan Bebras Task” oleh Prof. Dr. Ir. Mewati Ayub, aktivitas unplugged oleh Rossevine Artha Nathasya, S. Kom., M.T.  serta penjelasan persiapan Bebras Challenge oleh Maresha Caroline Wijanto, S.Kom., M.T.. Bebras Challenge akan dilaksanakan pada 7-11 November 2023.

Tantangan Bebras 2023

Kemampuan dalam menyelesaikan masalah merupakan keterampilan yang sangat penting baik dalam proses pembelajaran maupun dalam dunia kerja. Kemahiran ini tidak dapat diperoleh secara instan, melainkan harus dikembangkan dan diasah melalui pendidikan yang komprehensif, termasuk di lingkungan keluarga, di sekolah, dan dalam masyarakat secara keseluruhan. Sejak tahun 2016, Bebras Indonesia, sebagai National Bebras Organizer (NBO), telah memperkenalkan konsep Computational Thinking (CT) melalui program pelatihan bagi para guru serta melalui Tantangan Bebras kepada siswa di seluruh penjuru Indonesia.

Melalui Tantangan Bebras, siswa ditantang untuk memecahkan masalah dalam suatu Bebras task. Bebras task disajikan dalam bentuk cerita yang menarik yang disertai gambar dan memberikan tantangan berpikir kepada siswa untuk memecahkan persoalan. Tantangan Bebras diberikan sesuai tingkatan usia anak, yaitu untuk SD, SMP, dan SMA. Lomba diadakan setiap tahun yang diakses secara online melalui komputer atau smartphone. Sampai dengan 2020, siswa peserta terus meningkat, mulai dengan 1533 siswa pada tahun 2016, meningkat menjadi 16186 di tahun 2020. Biro Bebras Universitas Kristen Maranatha sudah berperan dalam pelatihan guru dan Tantangan Bebras dari 2016 sampai dengan saat ini.

Peserta Tantangan Bebras 2023 berasal dari 53 sekolah dengan total sebanyak 3526 siswa yang sudah mencakup seluruh kategorinya. Adapun untuk kategorinya terbagi menjadi SiKecil untuk SD kelas 1-3, Siaga untuk SD kelas 4-6, Penggalang untuk tingkat SMP, dan Penegak untuk tingkat SMA. Tantangan Bebras dilaksanakan pada 7-11 November dimulai dari tingkat Penegak, hingga tingkat SiKecil. Durasi lomba dan jumlah soal menyesuaikan kategori yang diikuti peserta. Waktu pengerjaan 45 menit untuk 15 soal bagi tingkat Penegak dan Penggalang, 40 menit 12 soal bagi tingkat Siaga, dan 30 menit 8 soal bagi tingkat SiKecil.

Untuk jumlah pemenang dari Kegiatan Tantangan Bebras 2023 di Biro Maranatha, rinciannya adalah sebagai berikut. 21 siswa meraih nilai >= 70 di tingkat Penegak, 13 siswa meraih nilai >= 84 di tingkat Penggalang, 54 siswa meraih nilai >= 90 di tingkat Siaga, dan 76 siswa meraih nilai >= 75 di tingkat SiKecil.

Teknik Informatika dan Sistem Informasi Maranatha Terakreditasi Unggul: Agar Berdampak bagi Kemajuan Ilmu Pengetahuan Bangsa

 

Dua program studi yang bernaung di bawah Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Maranatha, Program Sarjana Teknik Informatika dan Program Sarjana Sistem Informasi telah terakreditasi Unggul. Bagi Teknik Informatika, hal tersebut tertuang pada surat keputusan Lembaga Akreditasi Mandiri Informatika dan Komputer (LAM INFOKOM) No. 069/SK/LAM-INFOKOM/Ak/S/VIII/2023, serta berlaku sejak 7 Agustus 2023 hingga 2028. Sedangkan bagi Sistem Informasi tertuang pada surat keputusan No. 186/SK/LAM-INFOKOM/Ak/S/XII/2023, dan berlaku sejak 17 Desember 2023 hingga 2028.

Ir. Teddy Marcus Zakaria, M.T., Dekan FTI mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian kedua program studi ini. Ia mengatakan bahwa pencapaian ini telah ditunggu-tunggu oleh para dosen, staf, mahasiswa, alumni, serta seluruh keluarga besar UK Maranatha. “Pencapaian ini merupakan anugerah Tuhan dan juga kerja keras, serta dukungan semua pihak dari prodi, fakultas, Universitas, dosen, staf, alumni, Mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Tidak lupa juga, Satuan Penjaminan Mutu (SPM) yang terus mengawal mutu prodi melalui Audit Mutu Internal (AMI), Tim Penjaminan Mutu Fakultas (TPMF), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Direktorat Akademik, Direktorat Layanan Teknologi Informasi, Lembaga Pengembangan Kreativitas Akademik (LPKA) ,serta direktorat lainnya yang ada di Maranatha,” ungkap Teddy.

Wakil Dekan Bidang Akademik FTI, Djoni Setiawan Kartawihardja, S.T., M.T., turut mengatakan bahwa para dosen dan mahasiswa telah berusaha dan bekerja keras bersama dengan alumni serta mitra fakultas dan prodi untuk meningkatkan apa yang diperoleh dari waktu ke waktu. “Banyak sekali masukan dan arahan konstruktif yang diberikan oleh pihak universitas dan para mitra sehingga memungkinkan pencapaian ini dapat diperoleh,” tuturnya.

Guna terus meningkatkan mutu prodi, Teddy menyatakan bahwa ke depannya mereka akan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar berbasis Outcome-Based Education atau OBE. Kemudian, meningkatkan kualitas dosen melalui studi, sertifikasi, jabatan fungsional, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Di samping itu, prestasi mahasiswa juga akan ditingkatkan, baik skala nasional maupun internasional. Melakukan kerja sama dengan berbagai DUDI, sekolah, gereja, serta alumni untuk memperkuat jejaring.

“Perlu adanya usaha dan kerja keras yang lebih dari pihak fakultas dan program studi dalam meningkatkan capaian kesembilan kriteria penilaian akreditasi yang telah diperoleh, minimal mempertahankan apa yang telah dicapai. Berbagai terobosan dan inovasi perlu untuk dilakukan,” tutur Djoni menambahkan.

Melalui capaian ini, Teddy berharap FTI dapat semakin memberikan dampak yang positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia dengan melahirkan generasi-generasi yang unggul, berintegritas, peduli, serta prima. “Selain itu, dengan bergabungnya FTI dan Fakultas Teknik, diharapkan ke depannya dapat memperkuat kapabilitas dan kolaborasi sumber daya dosen, mahasiswa, staf, dan sarana prasarana,” tutup Teddy.