Kebutuhan Pekerja IT Indonesia Hampir Capai 2 Juta pada 2025

Berdasarkan data Kemnaker, proyeksi kebutuhan tenaga kerja di sektor TIK sebanyak 1.232.666 orang pada 2022. Jumlahnya diperkirakan terus meningkat hingga mencapai 1.979.418 orang pada 2025.

Perkembangan digitalisasi turut mendorong tingginya kebutuhan tenaga kerja di sektor teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK). Bahkan, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) memperkirakan, kebutuhan tenaga kerja di TIK terus meningkat sejak 2022 hingga 2025.

Proyeksi kebutuhan tenaga kerja di sektor TIK sebanyak 1,23 juta orang pada 2022. Jumlahnya diperkirakan naik 21,4% menjadi sebanyak 1,49 juta orang pada 2023.

Kemudian, kebutuhan tenaga kerja di sektor TIK diproyeksi sebanyak 1,74 juta orang pada 2024. Angkanya pun diprediksi naik menjadi 1,98 juta orang pada setahun setelahnya.

Menurut jabatannya, kebutuhan untuk posisi network operation access menjadi yang terbesar hingga 1,23 juta orang pada 2022. Kebutuhan tenaga kerja di posisi network operation backbone dan software engineer menyusul dengan jumlah masing-masing sebanyak 235.541 orang dan 109.047 orang.

Meski demikian, jumlah talenta TIK di tanah air masih jauh dari permintaan, baik dari kualitas maupun kuantitas. Pada 2020, Badan Litbang SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memperkirakan hanya ada 430.000 lulusan TIK di Indonesia.

Sumber :

https://dataindonesia.id/sektor-riil/detail/kebutuhan-pekerja-it-indonesia-hampir-capai-2-juta-pada-2025

Revolusi Industri keempat (4.0) telah melahirkan beragam profesi baru yang belum pernah ada sebelumnya. Berbagai lowongan pekerjaan untuk profesi baru terus bermunculan dari berbagai bidang industri sehingga membuka peluang pekerjaan baru untuk masyarakat.

Salah satu profesi di dunia teknologi informasi yang saat ini makin diminati adalah Data Scientist (Analis Data). Tugas penting dari profesi Data Scientist antara lain mengumpulkan, mengolah, dan menganalisa data untuk menghasilkan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan sebuah organisasi atau badan usaha.

Untuk memperkenalkan profesi Data Scientist, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Qatar mengadakan Seminar dan Workshop dengan tajuk “Turn Data into a Prospective Business and Career” awal Januari lalu di Kota Al-Khor.


Acara ini dihadiri oleh sekitar 60 peserta dan dibuka oleh Atase Ketenagakerjaan Indonesia untuk Qatar, Muchamad Yusuf.

Dalam keterangan pers Biro Humas Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) yang diterima (31/1/2019), Atase Ketenagakerjaan Qatar, Muchamad Yusuf, mengatakan masyarakat masih kurang familiar dengan terminologi Data Science. Sebagian orang tua mungkin masih kurang yakin jika putra atau putrinya ingin menjadi Data Scientist. Pun dengan Generasi muda, ada yang belum mengerti apa yang akan dilakukan oleh seorang Data Scientist.

“Kegiatan ini menjelaskan apa itu Data Science, mengapa perlu Data Science dan kualifikasi yang diperlukan bagi mereka yang ingin berkarir di dunia Data Science serta memberikan contoh-contoh implementasi Data Science untuk akselerasi pertumbuhan bisnis,” ujar Yusuf.

Seminar dan Workshop Data Science ini rencananya akan dilanjutkan di kota lain seperti Doha dan Mesaieed. Kementerian Ketenagakerjaan sendiri telah menyiapkan tiga strategi untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0. Ketiga strategi tersebut adalah industries transformation strategy, future jobs, dan manpower planning.

“Industry transformation strategy bertujuan agar industri tidak mengalami industries shock maupun manpower shock karena adanya perubahan model bisnis. Future jobs merupakan strategi memetakan pekerjaan baru yang akan muncul,” kata Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri di berbagai kesempatan.

Sedangkan yang ketiga adalah manpower planning. Munculnya pekerjaan baru berarti akan ada kebutuhan akan skill baru. Untuk itu, pemerintah akan fokus dengan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) mulai 2019.

“Kami akan petakan jenis pekerjaan dan skill baru yang dibutuhkan. Nantinya kurikulum pelatihan akan disesuaikan dengan kebutuhan industri di era Revolusi Industri 4.0,” ucap Hanif.

[Sumber : https://akurat.co/ekonomi/id-506305-read-profesi-sebagai-analis-data-makin-diminati-di-era-revolusi-industri-40]

Effortlessly story ig using our intuitive web service.

CVRD

Company Visit and Refreshing Day atau yang biasa disebut CVRD merupakan salah satu acara tahunan yang diselengarakan oleh SEMA Fakultas Teknologi Informasi. Acara utama dari kegiatan ini adalah kunjungan ke perusahaan-perusahaan IT sambil berlibur sejenak ditengah kesibukan kuliah.