Potensi Memajukan Bangsa melalui Industri Aplikasi Mobile | oleh Kevin Kurniawan
Bermula dari ekstrakurikuler dan handphone yang cukup canggih sewaktu saya menempuh pendidikan di bangku SMA, dari sanalah kecintaan saya terhadap teknologi mulai muncul. Masih teringat, pada waktu itu saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk mempelajari hal lain dibandingkan urusan sekolah saya. Nilai yang tidak memuaskan hampir selalu saya dapatkan, tetapi ada beberapa prestasi di bidang teknologi infomasi yang berhasil saya dapatkan yang membuat orang tua terlupa sejenak mengenai nilai buruk di sekolah. Setelah lulus dari bangku SMA, keingginan untuk terus mempelajari hal yang saya cintai belum berakhir. Saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan S-1 di bidang teknologi informasi.
Saya berkesempatan untuk mengenyam bangku kuliah di Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Maranatha. Saya sangat menikmati bagaimana pola pikir, kerja sama, berelasi, kegagalan, dan banyak sekali hal berkesan yang saya dapatkan selama duduk di bangku kuliah. Di pertengahan masa kuliah, muncullah tren teknologi baru yang sangat menyorot perhatian pengguna di dunia. Ya, smartphone berbasis Android, Blackberry, iOS, dan Windows Phone berhasil menarik hati seluruh lapisan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Hal tersebut juga yang menarik hati saya untuk terjun ke dalam industri aplikasi mobile. Beberapa aplikasi sudah saya buat, termasuk aplikasi mobile untuk melihat data akademik mahasiswa yang menjadi topik dari tugas akhir saya. Selama empat tahun duduk di bangku kuliah, akhirnya saya berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana dalam bidang teknologi informasi pada tahun 2013.
Selepas kuliah, saya bekerja selama satu tahun di Nokia Indonesia dan Microsoft Mobile sebagai Developer Relations di platform Windows Phone. Di sana saya berkesempatan untuk membantu calon-calon developer muda yang masih menempuh pendidikan di perguruan tinggi yang ingin bergabung di industri mobile application. Selama itu saya menyaksikan bagaimana potensi dan skill kelas dunia yang dimiliki oleh para developer di tanah air. Meskipun jumlah yang terjun di dalam industri ini tidak banyak, tetapi mereka ada dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Mereka memiliki potensi dan skill yang sangat luar biasa, tetapi terkadang masih terkendala jarak dan terdapat masalah untuk mempertemukan keahlian mereka dengan kebutuhan pasar yang jauh dari lokasi mereka tinggal. Jutaan download, penghasilan milyaran rupiah, dan mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional dapat dibuktikan oleh developer-developer yang tinggal jauh dari ibu kota. Potensi ini sangat luar biasa!
Di Indonesia, penjualan device berupa tablet maupun smartphone sangat luar biasa tinggi. Dengan jumlah penduduk 255 juta jiwa dan hampir 100 juta device terjual membuat Indonesia negara dengan posisi download nomor 9 tertinggi di dunia dalam Google Play Store. Pertanyaan utamanya adalah seberapa banyak produk buatan Indonesia yang diunduh? Indonesia perlu perlahan beralih dari negara konsumen menjadi negara produsen yang dapat berdaya saing.
Awal tahun lalu, pada tanggal 5 Januari 2015, saya dan beberapa rekan saya membuat sebuah platform yang bernama Dicoding. Dicoding adalah platform untuk menghubungkan kebutuhan pasar dengan keahlian developer di tanah air yang ingin menunjukkan karyanya dan mengasah skill yang sudah dimiliki. Salah satu hal yang menarik di Dicoding, developer rookie dan profesional dapat bertemu dengan tantangan-tantangan variatif yang disediakan oleh pemilik proyek dan mendapat imbalan berupa point yang dapat ditukar dengan rewards yang menarik. Dicoding berperan sebagai jembatan untuk partner yang ingin mengembangkan ekosistem teknologi informasi untuk bertemu dengan developer di seluruh pelosok tanah air. Melalui Dicoding juga, developer akan mendapatkan pengakuan atas karya-karyanya yang telah dibuat sehingga dapat tercipta sebuah ekosistem teknologi informasi yang dapat mendorong kemajuan bidang ini di Indonesia. Mimpi utama kami adalah membuat produk lokal dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Kini setelah satu tahun berjalan, Dicoding mendapat sambutan yang luar biasa dari pelaku industri IT di tanah air. Tercatat lebih dari 10.400 developer terdaftar di platform ini, mereka berasal dari 95 kota di seluruh Indonesia. Aplikasi yang dihasilkan hingga Januari 2016 ini mencapai 1.400 aplikasi buatan Indonesia. Ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi di Indonesia sedang tumbuh signifikan. Kehadiran Dicoding diharapkan dapat membawa angin segar terhadap industri mobile di tanah air agar produk buatan lokal dapat lebih dihargai dan dapat bersaing dengan produk dari negara lain. Ini adalah sebuah langkah maju untuk bersama-sama mendukung dan turut serta mewujudkan kebangkitan Indonesia dalam bidang teknologi informasi.
Ditulis oleh:
Kevin Kurniawan, S.Kom.
Co-Founder Dicoding Indonesia
Alumnus Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Maranatha